MENGENAL PENGGOLONGAN OBAT

Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan obat yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.

Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :

1. Obat Bebas
2. Obat Keras
3. Obat Psikotropika dan Narkoba

Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :

1. OBAT BEBAS

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

1.1. Obat bebas

Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )

1.2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

2. OBAT KERAS

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.

3. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.

Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada pemerintah.

3.1.PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Jenis –jenis yang termasuk psikotropika:
a. Ecstasy
b. Sabu-sabu

3.2. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

Macam-macam narkotika:
a. Opiod (Opiat)
Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan :
• Morfin
• Heroin (putaw)
• Codein
• Demerol (pethidina)
• Methadone

b. Kokain

c. Cannabis (ganja)

Cegah Diabetes dengan Vitamin K

Diabetes disebabkan oleh penurunan jumlah dan fungsi hormon insulin atau malah tubuh penderita lebih resisten terhadap hormon pengontrol glukosa darah ini, sebagai akibatnya akan terjadi penumpukan gula darah yang seharusnya dipecah menjadi energi. Salah satu faktor resiko dari diabetes adalah tubuh menjadi resisten terhadap insulin, artinya dengan jumlah insulin yang sama tidak bisa terjadi efek insulin seperti pada orang normal, jadi untuk memecah gula darah dan menghasilkan energi harian memerlukan insulin dalam jumlah yang lebih banyak, sedangkan si pankreas juga punya batas untuk memproduksi insulin. Karena terjadi ketidak seimbangan antara produksi gula darah dan insulin, maka muncullah penumpukan gula darah yang bila terus-menerus akan memicu terjadinya diabetes. Lha pencegahan insulin resisten inilah yang akan kita obrolin kali ini.

Insulin Resisten.

Skenarionya seperti ini, otot tiap hari harus bekerja keras dan membutuhkan energi untuk bisa bekerja, kerjaannya otot ini ya kontraksi dan relaksasi. Karena otot ini kerjanya terus-terusan, maka dia harus selalu mendapat suplai makanan, lha makanan otot ini ya gula darah (glukosa). otot ini gak ngerti ada makanan apa gak, yang ngasih tau kalo ada makanan tuh si insulin, mungkin pada orang normal otot udah bisa denger kalo si insulin ngomong biasa ke otot “hey tot!! ni ada makanan buat kamu, cepet makan sono!!”, karena otot tau kalo ada makanan, jadinya makan deh si otot. Tapi pada penderita insulin resisten lain lagi ceritanya., entah karena si otot ini jadi budek ato gimana saya juga gak ngerti, yang jelas si insulin harus teriak-teriak lebih keras untuk ngasih tau si otot kalo ada makanan, ya namanya insulin kan juga punya batas, kalo udah teriak-teriak sampek sakit tenggorokan tapi si otot diem aja kan juga bikin si insulin putus asa, makanya karena otot gak mau makan karena gak tau kalo ada makanan, dan si insulin cuek bebek ngebiarin tuh makanan numpuk, ya jadilah penumpukan glukosa dalam darah yang bisa bikin diabetes.

Cegah Insulin resisten dengan vitamin K.

Tekanan darah tinggi, obesitas dan kurang olahraga merupakan faktor resiko terjadinya insulin resisten. Para peneliti dari fakultas kedokteran Tufts University di boston melakukan penelitian terhadap 355 orang usia 60 - 80 tahun yang tidak menderita diabetes, lha sebagian orang-orang ini di beri multivitamin yang mengandung 500 mg Vitamin K setiap hari. Setelah beberapa bulan didapatkan bahwa orang yang mengkonsumsi vitamin K setiap hari lebih peka terhadap insulin daripada yang tidak mendapat suplai vitamin K, tapi anehnya hasil penelitian ini hanya berlaku pada laki-laki, sedangkan pada wanita tetap terjadi penurunan kepekaan terhadap insulin.

Sakit kepala dan obat bebas (OTC, Over The Counter)

Hampir semua orang pernah mengalami sakit kepala, dan kebanyakan mengalaminya lebih dari satu kali. Umumnya kasus sakit kepala dapat diatasi dengan minum obat penghilang nyeri yang dijual bebas di pasaran. Tetapi tidak semua obat bebas boleh diminum secara bebas. Lebih lanjut lagi, tidak semua sakit kepala harus diatasi dengan obat. Anda tertarik?

Obat bebas (otc) adalah obat-obatan yang bisa dibeli langsung tanpa resep dokter. Obat-obatan yang termasuk kategori ini dijual bebas di pasaran. Walaupun berlabel "bebas", bukan berarti obat-obat penghilang nyeri tersebut bebas dikonsumsi begitu saja tanpa aturan. Walaupun Anda telah berusaha mengikuti dosis sesuai anjuran, pada dasarnya semua obat sama, bisa menjadi racun pada pemakaian berlebihan atau berkepanjangan.

Perhatikan Peringatan

Kadang sakit kepala atau migraine yang dialami terasa sangat hebat sehingga kita merasa hanya obat yang diresepkan dokter-lah yang mampu mengatasinya. Tapi, obat bebas penghilang nyeri sering kali cukup membantu, apalagi bila diminum pada saat awal serangan sehingga efeknya bisa cukup efektif.

Perkembangan obat bebas di pasaran saat ini seringkali membingungkan konsumen. Pertama, banyak sekali obat penghilang nyeri yang dijual bebas dengan berbagai merek dagang. Lalu tiap merek dagang punya berbagai bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, kaplet, tablet salut dan lain-lain. Kemampuan yang ditawarkan juga bermacam-macam, mulai dari efek standar, formula siang-malam, formula dengan kekuatan ekstra, formula khusus anak-anak, dan sekarang juga muncul formula khusus migraine.

Kalau dilihat kandungannya, sebenarnya kebanyakan obat penghilang nyeri mengandung zat aktif yang sama, seperti asetosal (asam asetilsalisilat), acetaminophen atau parasetamol, ibuprofen, atau kombinasi dari zat-zat aktif tersebut. Langkah terbaik untuk memilih obat-obatan tersebut adalah dengan menentukan zat aktif mana yang paling berkhasiat untuk Anda. Informasi untuk panduan dalam pemilihan obat ini dapat Anda lihat di sub-artikel PEMILIHAN OBAT YANG TEPAT : BACA LABEL.

Dalam memilih obat bebas, perhatikan baik-baik komposisinya. Jika Anda memiliki masalah gangguan perut, sebaiknya hindari obat-obat yang mengandung asetosal, ibuprofen dan asam mefenamat, dan memilih acetaminophen atau paracetamol. Dan kalau Anda cenderung sering mengalami sakit kepala yang disertai dengan rasa mual, sebaiknya Anda minum obat anti mual terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa mual, setelah mereda akan lebih mudah bagi Anda untuk melakukan pengobatan pada sakit kepala atau migraine Anda.

Hal-hal yang perlu diingat tentang obat penghilang nyeri bebas :
Obat penghilang nyeri bebas, terutama bila diminum pada saat awal serangan sakit kepala atau migraine, bisa cukup efektif mengatasi rasa sakit
Periksa label komposisinya, dan pilih komposisi yang paling tepat untuk Anda
Periksa apakah ada efek samping yang potensial, sebagaimana yang Anda lakukan dengan obat-obatan resep dokter
Jika Anda sedang mengkonsumsi obat dengan resep dokter, tanyakan pada dokter atau Apoteker sebelum Anda mengkonsumsi obat bebas tersebut
Minum obat bebas penghilang nyeri lebih dari dua hari berturut-turut bisa menyebabkan rebound headaches
Obat-obat bebas dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang diresepkan dokter.

Dermatitis Kronis Pada Tangan & Kaki

DEFINISI
Dermatitis Kronis Pada Tangan & Kaki adalah peradangan dan iritasi menahun pada tangan dan kaki.

PENYEBAB
Dermatitis kronis pada tangan terjadi sebagai akibat kontak berulang dengan zat kimia; dermatitis kronis pada tangan terjadi sebagai akibat dari lingkungan yang hangat dan lembab di dalam kaos kaki dan sepatu.

Dermatitis kontak adalah salah satu jenis dermatitis kronis pada tangan, biasanya terjadi akibat iritasi oleh zat-zat kimia (misalnya sabun) atau karena gesekan dari sarung tangan.

Infeksi jamur merupakan penyebab tersering dari adanya erupsi kulit di kaki, terutama yang berupa lepuhan kecil atau ruam merah yang dalam.
Kadang penderita infeksi jamur menahun di kaki menderita dermatitis di tangannya karena reaksi alergi terhadap jamur.

GEJALA
Dermatitis kronis bisa menyebabkan kulit pada tangan dan kaki terasa gatal atau mengalami luka.

Pomfoliks adalah suatu keadaan menahun dimana lepuhan-lepuhan yang terasa gatal timbul di telapak tangan dan pinggiran jari-jari tangan, juga bisa ditemukan di telapak kaki.
Lepuhan ini seringkali bersisik, berwarna merah dan berair.
Pomfoliks kadang disebut dishidrosis.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejal-gejala dan hasil pemeriksaan fisik pada tangan dan kaki.

PENGOBATAN
Pengobatan dermatitis kronis tergantung kepada penyebabnya.
Pengobatan terbaik adalah menghindari zat kimia yang menyebabkan iritasi kulit.

Untuk mengatasi peradangan bisa digunakan krim corticosteroid.

Pada luka yang terbuka bisa terjadi infeksi bakteri dan diobati dengan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah jamur, maka diberikan obat anti-jamur.

Bingung pilih obat batuk ?

ita seringkali bingung dalam memilih obat batuk mana yang ingin kita beli. Begitu banyak ragam obat batuk yang dijual bebas di pasaran. Apalagi jika kita melihat iklan di radio atau televisi, tiap produsen berlomba-lomba menawarkan obat batuk dengan formula terbaru, efek sembuh tercepat, atau bahkan formula tanpa kantuk karena selama ini obat batuk identik dengan efek mengantuk.
Padahal, jenis batuk tidak bisa disamakan, apalagi karena penyebabnya bisa bermacam-macam. Tak heran apabila kita mencoba mengobati sendiri, jarang membawa kesembuhan.

Penyebab Batuk

Batuk adalah suatu mekanisme perlindungan berupa reflek fisiologis yang bertujuan untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari 'benda asing' yang merangsang terjadinya reflek tersebut.

Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :

1. Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor

2. Adanya perubahan suhu mendadak

3. Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan

4. Adanya peradangan / infeksi

5. Reaksi alergi



Selain oleh kelima penyebab di atas, batuk pun merupakan gejala yang lazim terjadi pada penderita penyakit typus, penderita dekompensasi jantung dan pada penderita penyakit cacing gelang.Perlu diketahui bahwa ada batuk yang produktif (karena mengeluarkan zat-zat asing dan dahak dari tenggorokan) dan ada pula yang tidak produktif atau kering. Atau pengeluaran dahak memang tidak mungkin, misalnya pada tumor.

Pemilihan Obat Batuk

Sebelum memilih obat yang cocok, kita harus tahu terlebih dahulu apa penyebab batuk. Misalnya, batuk yang disebabkan oleh infeksi harus diberikan obat yang berkhasiat membunuh kuman, dan jangan diberi obat untuk melawan alergi. Dan penderita batuk karena alergi tidak perlu diberi antibiotik.

Jenis obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan obat :


1. Expectorantia

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis expectorantia ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, misalnya guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida (NH 4 Cl), dan kalium yodida (KI). Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada tenggorokan.


2. Non-expectorantia

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa digunakan, yaitu :

Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotis dan menimbulkan ketagihan, karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter
Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti dextromethorphan (DMP).

Untuk batuk yang yang disebabkan oleh infeksi/peradangan, diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter.

Saat ini banyak produsen obat batuk memasang jargon 'tanpa efek kantuk' pada formulanya. Hal ini karena pada formula obat batuk biasanya mengandung zat antihistamin, yang bekerja sebagai anti alergi. Zat-zat antihistamin inilah yang menyebabkan timbulnya efek kantuk. Obat batuk tanpa efek kantuk biasanya tidak mengandung zat antihistamin sama sekali, atau menggunakan zat antihistamin golongan baru yang tidak memiliki efek mengantuk. Antihistamin dengan efek samping kantuk yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah Chlorfeniramine maleat atau CTM dan difenhidramin.

Seringkali produsen memformulasikan obat batuk untuk berbagai jenis batuk, di mana dalam satu formula terdapat bahan aktif pengencer dahak, bahan aktif untuk batuk kering, dan disempurnakan dengan penambahan antihistamin untuk mendapat efek 'paripurna', satu obat untuk semua. Sebenarnya langkah ini kurang tepat karena penderita harus minum obat yang seharusnya tidak diperlukan, yang berarti menambah penggunaan bahan kimia dalam tubuh yang sedikit banyak pasti memberikan pengaruh bagi tubuh kita. Apalagi perlu diingat bahwa pada dasarnya, obat adalah 'racun'.

Kebanyakan orang menganggap ringan penyakit batuk, dan mengira bahwa penyakit ini bisa hilang sendiri. Walau demikian, bukan tidak mungkin bahwa batuk yang berkepanjangan, selain sangat menjengkelkan dan bisa menular, bisa juga menimbulkan infeksi sekunder pada saluran pernapasan. Sebaiknya, bila dalam tiga hari batuk tidak kunjung mereda, periksakan diri Anda ke dokter.

Antibiotik Bukan untuk Flu

Menjelang pergantian musim, atau selama musim hujan, biasanya penyakit flu atau influenza kerap menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa sampai manula. Di Indonesia, influenza biasa memang tidak mematikan, seperti halnya di beberapa negara dengan empat musim, karena Indonesia tidak pernah mengalami perubahan suhu udara yang ekstrem, oleh karena itu flu sering dianggap ringan dan penderitanya lebih senang mengobati sendiri karena memang flu bisa diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas. Namun seringkali juga ditemukan mereka yang menggunakan antibiotik untuk mengobati flu, bahkan beberapa orang justru mendapatkannya melalui resep dokter. Padahal antibiotik bukan untuk flu!

Antibiotik bukan Obat Dewa

Indonesia termasuk negara yang dinilai ‘mudah' memutuskan penggunaan antibiotik dalam pengobatan. Kelihatannya hampir semua penyakit (dicoba) diobati dengan antibiotik. Paham yang keliru di masyarakat seringkali menganggap, jika berobat ke dokter dan tidak diberi antibiotik, maka kurang ‘paten' penyembuhannya. Hal ini didorong pula oleh mudahnya kita membeli obat antibiotik secara langsung di hampir semua apotek, padahal menurut peraturannya, antibiotik adalah golongan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter.

Berbagai antibiotik yang ditemukan sampai saat ini memang terbilang ampuh untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi, selama penggunaannya tepat. Sehingga kita seringkali menganggap antibiotik sebagai obat yang begitu hebat yang bisa mengobati berbagai macam penyakit. Padahal antibiotik hanyalah obat anti-infeksi yang hanya bisa bekerja pada bakteri saja. Penyakit-penyakit lain yang tidak diakibatkan oleh bakteri, seperti flu yang disebabkan oleh virus, tidak dapat diobati dengan antibiotik.

Yang lebih merisaukan, dan sebetulnya cenderung membahayakan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak perlu yang terjadi secara meluas di berbagai tempat di dunia pada masa yang sama, disinyalir telah menyebabkan meningkatnya resistensi antibiotik secara global. Dalam satu dekade terakhir, hampir semua bakteri di dunia menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap antibiotik yang sebelumnya terbukti ampuh untuk membunuhnya. Artinya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak perlu malah menjadi mata pisau yang berbalik menyerang kita. Dan inilah yang menjadikan beratnya perkembangan ilmu pengobatan di dunia, karena setiap kali harus selalu ditemukan obat antibiotik jenis baru, untuk mengatasi resistensi bakteri terhadap obat yang saat ini beredar.

Pengobatan Tanpa Obat

Kembali ke penyakit flu yang sedang dibahas di awal, sebetulnya tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang baik untuk melawan virus, jika kondisi fisiknya sehat. Oleh karena itu seringkali flu menyerang seseorang yang memang kondisi fisiknya sedang lemah, misalnya terlalu letih atau terlalu banyak beraktivitas sehingga energinya terforsir. Karena tubuh kita mampu melawan virus influenza biasa, maka langkah yang paling tepat mengobati flu adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh penderitanya.

Dua hal yang paling penting dalam upaya sembuh dari flu adalah : istirahat dan banyak minum air putih. Istirahat yang cukup memberi waktu bagi tubuh untuk membangun kembali daya tahannya, serta untuk memperbaiki sel-sel yang rusakakibat serangan virus flu. Sedangkan banyak minum air putih memang disarankan untuk berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan, karena dengan banyak minum air putih, tubuh tidak akan kekurangan cairan, dan dengan banyak berkemih akibat banyaknya air yang terbuang, zat-zat beracun dari dalam tubuh juga ikut terbuang. Untuk mempercepat proses penyembuhan, multivitamin yang mengandung vitamin B kompleks dan vitamin C juga baik dikonsumsi selama masa penyembuhan, karena vitamin-vitamin tersebut juga berfungsi sebagai katalis proses pembentukan sel-sel baru.

Influenza biasanya disertai juga dengan nyeri atau gatal di tenggorokan dan juga hidung berair dan bahkan berlendir. Nyeri dan gatal di tenggorokan bisa diatasi dengan makan permen antiseptik khusus tenggorokan yang banyak dijual secara umum di toko obat, apotek dan minimarket. Permen antiseptik, selain berfungsi menganestesi syaraf lokal tenggorokan agar tidak terasa gatal, antiseptiknya juga berfungsi mengobati luka pada tenggorokan yang menyebabkan rasa gatal dan nyeri tersebut. Sedangkan untuk mengatasi hidung tersumbat bisa menggunakan nasal spray, untuk anak-anak dan balita ada produk nasal drops yang bisa didapatkan di toko obat dan apotek, atau bisa juga dibantu dengan menghirup uap air panas yang telah diberi obat gosok yang mengandung menthol.

Influenza biasa yang disebabkan oleh virus sebetulnya akan sembuh setelah sekitar satu sampai dengan dua minggu, namun jika sakitnya berkepanjangan, atau flu disertai dengan demam tinggi, batuk-batuk, dan nyeri kepala, maka tidak boleh dianggap enteng, karena kemungkinan besar ini bukanlah penyakit flu biasa, dan penderitanya harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.
Mia - dari berbagai sumber

Selamat Datang

Selamat datang di apotiksidra.blogspot